
Akhir bulan lalu, Adira Finance menerbitkan lima seri obligasi dengan bunga tetap senilai Rp1,5 triliun yang memberi penawaran selisih imbal hasil (yield) berkisar 7,11%-9,7%.
Sekretaris Perusahaan Adira Finance Yuky Hondojono mengatakan perusahaan tersebut belum memutuskan jumlah dana yang dihasilkan dari penerbitan obligasi tersebut, karena masih menunggu minat dari para investor.
“Belum tentu obligasi yang kita terbitkan nilainya Rp1,5 triliun, bisa diatasnya atau bisa dibawahnya. Tergantung pada minat investor,” ujarnya.
Dengan target pembiayaan baru akhir tahun lebih dari Rp20 triliun, dia menyatakan obligasi yang diterbitkan tersebut masih relatif kecil. Rencananya pengunaan dana hasil penerbitan obligasi akan digunakan untuk meningkatkan likuiditas perusahaan terutama pembiayaan konsumen.
“Diluar itu, tujuan kami menerbitkan obligasi sebenarnya untuk menjaga hubungan baik dengan para investor. Dengan target pembiayaan baru Rp20 triliun hingga akhir tahun, jumlah obligasi ini [Rp1,5 triliun] untuk membiayai konsumen selama 1 bulan saja mungkin masih kurang,” jelasnya.
Adapun peminat obligasi Adira Finance, Yuky menegaskan masih dominan oleh investor domestik, terutama dari kalangan institusi.
Masa penawaran awal (bookbuilding) penawaran obligasi milik perusahaan tersebut berakhir tadi malam.
“Kalau itu datanya, masih ada di masing-masing penjamin emisi,” tuturnya.
Hingga kuartal III/2010, perusahaan berkode emiten ADMF ini mencatat pertumbuhan laba bersih sebesar 21% atau senilai Rp1,1 triliun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebanyak Rp896 miliar.