Minggu, 04 Mei 2008

Pilgub Jateng 2008, Di Ranah Abu-Abu

Baru-baru ini, saya sempat ditanya oleh seorang kawan. "Kira-kira menurut kamu, siapa yang akan menang dalam Pemilihan Gubernur 2008 nanti ?" tanyanya saat itu.

Terus terang saya bukan seorang ahli nujum, yang bisa menerka peruntungan nasib seseorang dua langkah kedepan dibandingkan dengan saat ini. "Mmmm...sulit diterka," jawaban saya saat itu juga.

Bagi saya, siapapun yang menang dalam kontes tersebut hanyalah soal itung-itungan siapa yang memperoleh suara lebih banyak dibandingkan dengan kontestan lain. Soal kapabilitas, itu urusan belakangan. It's political.

Karena dalam politik hal itu sangat bias. tetap ada unsur politik yang bakalan bermain dibelakangnya, entah untuk mengeruk keuntungan pribadi atau benar-benar dengan tujuan mengabdi.

Sempat bertemu dengan beberapa masyarakat pemilih, rata-rata mereka tidak begitu mahfum dengan lima pasang calon yang bakalan beradu memperebutkan kursi Jateng-1.

Kalau toh mereka mengenal, itu karena bantuan alat peraga gambar calon yang menyesaki jalanan kota. Sekali lagi, soal kapabilitas....i'dont know what you did last summer dech pokoknya...!!

Terus terang, saya benar-benar buta terhadap peta Pilgub Jateng. Mereka yang mencalonkan diri sama sekali bukan tokoh yang benar-benar lahir sesuai harapan publik.

Dua mantan Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) IV Diponegoro duduk sebagai calon gubernur. Agus Soeyitno diusung PKB dan Bibit Waluyo diusung PDI-Perjuangan. Keduanya pun mengaku tahu karakteristik masyarakat Jateng, sampai akar-akarnya. Kalau soal ketegasan, mungkin keduanya tidak diragukan lagi...secara mantan militer gitu lo...!!

Dua calon lainnya, Sukawi Sutarip diusung Partai Demokrat dan HM. Tamzil yang diusung PPP, keduanya merupakan pejabat bupati dan walikota yang saat ini tercatat masih aktif. Sukawi Sutarip Walikota Semarang dan M. Tamzil, Bupati Kudus. Soal kemampuan pemerintahan, mungkin keduanya lebih berpengalaman.

Satu calon lainnya, Bambang Sadono yang digadang-gadang Partai Golkar, termasuk politisi kawakan Jateng yang kini berkiprah sebagai anggota DPR RI. Ditanya soal kemampuan, saya juga tidak tahu...!!

Kelima pasangan calon tersebut diuntungkan keengganan calon incumbent turut dalam bursa pemilihan. Entah apa alasannya Pak Ali Mufiz ?

Lalu, siapa yang akan tampil sebagai pemenang ? Mengacu pada Pilgub di Jabar yang dimenangkan pasangan kuda hitam Ahmad Heryawan-Dede Yusuf, tampaknya pemenang Pilgub Jateng baru akan bisa diketahui seusai coblosan itu dilakukan.

Kalau sekarang terdapat survei yang mengunggulkan salah satu calon, inget cing...Agum Gumelar aja keok...padahal hasil surveinya ngeri deh dong...!!

Apakah faktor uang juga akan berbicara...nah ini dia...!!!

Dari hasil penghitungan kekayaan yang diumumkan KPUD Jateng, Sukawi Sutarip memang lebih mentereng. Hampir Rp56 miliar lebih ada dikoceknya dia. Sedangkan calon lain, Agus Soeyitno (Rp9 miliar), Bambang Sadono (Rp3,7 miliar), M. Tamzil (Rp1,4 miliar) dan Bibit Waluyo (Rp2,6 miliar)

Jual beli suara, ya...sepertinya bisa saja terjadi. Indikator kemiskinan di Jateng yang mencapai 21% pada tahun 2007 bisa jadi akan mengubah skenario awal yang diprediksi di awal acara.

Cuman kita berpesan logis, ambil duitnya tapi jangan pilih orangnya. Kalau semua tidak ada yang sreg dihati rakyat, nah lo...!!! Tugasnya para calon gubernur untuk meyakinkan rakyat.

Masih ada waktu 1,5 bulan kedepan bagi kelima pasangan calon ini memamerkan karya sejatinya dihadapan masyarakat Jateng. Bukan lagi soal janji-janji manis yang usang, karena masyarakat sudah kenyang dengan janji.

Lebih dari 25 juta suara potensial bakalan diperebutkan oleh kelima cagub-cawagub tersebut. Siapa yang terpilih, sepertinya akan menjadi ladang baru mengeruk keuntungan suara bagi partai pengusungnya untuk kontes Pemilu 2009.

Provinsi Jateng termasuk salah satu daerah yang menjadi indikator keberhasilan partai dalam setiap kontes pemilu.

Sekali lagi, jangan korbankan rakyat hanya untuk kepentingan kelompok dan golongan. Apalagi selalu mengatasnamakan rakyat untuk mempopulerkan janji.








Tidak ada komentar: