Rabu, 21 Mei 2008

Mereka Yang Bersidang di Parlemen Jalanan

Rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 28,7% pada akhir bulan ini, terus mendapat reaksi penolakan dari berbagai elemen mahasiswa dan masyarakat.

Bahkan, penolakan tersebut tak sedikit yang lahir dari kepala daerah maupun anggota dewan perwakilan rakyat.

Di Solo, Wakil Walikota Solo Hady Rudyatmo meneriakan penolakannya terhadap opsi yang dipilih pemerintah pusat dengan menaikkan harga BBM.

Pengamat politik Universitas Indonesia (UI) M. Fadjroel Rachman secara tegas menyatakan mosi ketidakpercayaannya pada pemerintah SBY-JK.

Bertepatan dengan peringatan 10 tahun reformasi, 21 Mei 2008, mahasiswa di Kota Solo terus menerus menggelar "parlemen jalanan" dengan teriakan lantang menolak kenaikan harga BBM.

Mahasiswa ? Hampir tidak ada kata lelah. Semua seolah bertekad menggagalkan kebijakan tersebut.

Meski mereka terus berjuang dengan dibalut rasa idealisme, banyak diantara masyarakat yang cuek terhadap perjuangan mereka.

Bagi sebagian kalangan, rencana kenaikan harga BBM, masih dianggap hal wajar ditengah fluktuasi ekonomi tanah air dan global.

Tapi tidak untuk kawan-kawan mahasiswa.

Pemerintah pun sudah pasti akan menaikkan BBM akhir bulan Mei ini. Ditengah berbagai desakan dan aksi demo yang menggelora di seantero negeri, pemerintah tak bergeming dan langkahnya pun tak surut.

Kini asa itu terus digantungkan. Selamat berjuang kawan-kawan mahasiswa, meski perjuangan kalian berhasil, sedikit orang yang akan mengenang kalian sebagai aktor penggerak perubahan.

Dan bagi masyarakat, selamat menikmati harga baru BBM, karena pemerintah kita belum mampu menunjukan tajinya ditengah hiruk pikuk penemuan energi alternatif. Seperti biasa, alasannya apalagi kalau bukan soal anggaran...!!!



1 komentar:

anona mengatakan...

Piye iki mas?...Klo BBM naek bgini, berat jg yah... aku ga bisa lagi dong diboncengi 4 jam keliling Sragen pake motor...;p